Catatan ini untuk seorang sahabat yang bertanya tentang
“Mimpi”, belakangan topik ini menjadi menarik bagi ana karena di kantor pun
tidak jarang hal ini menjadi perbincangan.
Suatu waktu ana mendengar seorang teman di kantor berkata :
“ Eh..kalo mimpi liat
Jamur, kira-kira yang keluar Nomer berapa ya…?” (ana yakin antum/na mengerti
Nomer yang dimaksud..so tidak perlu ana jelaskan lebih lanjut yee..)
Dalam hati ana, “Loch..apa kaitan Jamur dengan Nomer ya????,
ada-ada aja…!” ^_^
ya..begitulah kira-kira realitas sebagian masyarakat kita, ternyata masih ada dan mungkin saja banyak yang masih seneng dengan hal-hal yang berbau mistik tanpa dasar yang jelas…
ya..begitulah kira-kira realitas sebagian masyarakat kita, ternyata masih ada dan mungkin saja banyak yang masih seneng dengan hal-hal yang berbau mistik tanpa dasar yang jelas…
Islam tidak pernah menafikan adanya hal-hal yang memang
bersifat Ghaib, jelas dalam Al-Qur’an Allah Subhanu wa ta’alaa berfirman :
Alif Laam Miim. Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan
padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang
gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami
anugerahkan kepada merekadan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur'an) yang
telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu,
serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhiratMereka itulah yang tetap
mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung (Q.S Al- Baqarah : 1-5)
Bahkan Beriman kepada yang ghaib menjadi salah satu dari
ciri-ciri dari orang yang bertaqwa, namun menyikapi perkara-perkara yang ghaib
haruslah hati-hati jangan sampai nantinya kita jatuh kepada kemusyrikan,
seperti contohnya tadi Mempercayai bahwa mimpi sebagai sumber rezeki dengan
menabirkan mimpi secara sembarangan, atau ada lagi seperti kasus mempercayai
Ramalan bintang, mengunnakan Jimat, atau Jampi-jampi untuk kebal, dll.
Berhati-hatilah saudaraku “dosa syrik itu satu-satunya dosa
yang tidak akan dimaafkan” oleh Allah
Subhanahu wa Ta’alaa
Eits…tapi jangan salah pengertian
yaa..,
Sebagian orang masih ada yang
bingung mengenai dosa syirik ini dan menganggap ayat Al-Qur’an Kontradiksi
karena terdapat ayat yang Menyatakan
bahwa Allah Tidak mengampuni Dosa syirik, tetapi di ayat lain Allah menyatakan
mengampuni Dosa Syirik .
Perhatikan ayat berikut :
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa
syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi
siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia
telah berbuat dosa yang besar. (Q.S
An-Nisaq : 48)
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa
mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari
syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu)
dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya (Q.S An-Nisaa : 116)
Lalu simak juga ayat berikut yang sepertinya
kontradiksi dengan ayat sebelumnya :
Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada
mereka sebuah Kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada
Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata: "Perlihatkanlah Allah
kepada kami dengan nyata". Maka mereka disambar petir karena kelalimannya,
dan mereka menyembah anak sapi, sesudah
datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata, lalu Kami maafkan (mereka) dari
yang demikian. Dan telah Kami berikan kepada Musa keterangan yang nyata. (Q.S An-Nisaa : 153)
Tidak usah bingung
Ikhwatifillah…pada dasarnya setiap Dosa itu bisa diampuni selama seseorang itu
bertaubat, JADI KUNCINYA adalah TAUBAT
Katakanlah:"Hai
hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah
kamu terputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. (Q.SAz-Zumar:53)
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang ayat ini : “Ayat yang mulia ini merupakan seruan kepada orang-orang yang bermaksiat, baik orang-orang kafir atau lainnya, untuk bertaubat dan kembali (kepada Allah). Ayat ini juga memberitakan bahwa Allah Tabaraka Wa Ta’ala akan mengampuni dosa-dosa semuanya bagi orang-orang yang bertaubat dari dosa-dosa tersebut dan meninggalkannya, walaupun dosa apapun juga, walaupun dosanya sebanyak buih lautan. Dan tidak benar membawa arti pengampunan Allah (dalam ayat ini) dengan tanpa taubat, karena orang yang tidak bertaubat dari syirik tidak akan diampuni oleh Allah. [Tafsir Ibnu Katsir, surat Az-Zumar: 53]
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang ayat ini : “Ayat yang mulia ini merupakan seruan kepada orang-orang yang bermaksiat, baik orang-orang kafir atau lainnya, untuk bertaubat dan kembali (kepada Allah). Ayat ini juga memberitakan bahwa Allah Tabaraka Wa Ta’ala akan mengampuni dosa-dosa semuanya bagi orang-orang yang bertaubat dari dosa-dosa tersebut dan meninggalkannya, walaupun dosa apapun juga, walaupun dosanya sebanyak buih lautan. Dan tidak benar membawa arti pengampunan Allah (dalam ayat ini) dengan tanpa taubat, karena orang yang tidak bertaubat dari syirik tidak akan diampuni oleh Allah. [Tafsir Ibnu Katsir, surat Az-Zumar: 53]
Simak juga penegasan pengampunan terhadap dosa syirik (tapi tentu dengan syarat bertaubat yaa ^_^) pada
ayat berikut :
, “Katakanlah kepada
orang-orang yang kafir itu: “Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya
Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika
mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah
terhadap) orang-orang dahulu (Q.S
Al-Anfal : 38)
Tuh..bahkan kata Allah kalo orang Kafir mau beriman dianggap
ngga ada deh dosa yang dah dulu-dulu…kalo kata pegawai SPBU mah…”Mulai dari Nol
yaa…!” he..^_^.., balik lagi dah kaya bayi yang baru lahir jadi belom punya
dosa.
“Nah…selain itu coba dipikir juga..Jika dosa syirik tidak
diampuni dengan taubat, maka seruan para rasul akan menjadi sia-sia…donk, ..?”
karena mayoritas bangsa Arab sebelum kedatangan dakwah Nabi Muhamad Shallallahu
'alaihi wa sallam adalah orang-orang musyrik. Dan mereka berhenti dari
kemusyrikan mereka adalah disebabkan keimanan mereka, dan bertaubatnya mereka
dari kemusyrikan
yang tidak diampuni dosanya sebagaimana yang disebutkan pada
ayat 48 dan 116 surat An-Nisaa maksudnya adalah orang kafir dan musyrik yang
mati dalam kekafiran dan kemusyrikannya, artinya bahwa ia mati sebelum sempat
bertaubat.
Orang-orang beriman yang nantinya masuk neraka karena
perbuatan dosanya masih mungkin Allah ampuni dan dimasukkan ke dalam surga,berdasarkan
hadits qudsi berikut :
“Tatkala penduduk
surga masuk ke dalam surga dan penduduk neraka masuk ke dalam neraka, maka
Allah berkata, “Barangsiapa yang di dalam hatinya terdapat keimanan sebesar
biji sawi, maka keluarkanlah dari (neraka).” Maka dikeluarkan orang-orang yang
sudah terbakar dan menjadi arang. Kemudian mereka dimasukkan ke dalam sungai
kehidupan. Mereka lalu tumbuh sebagaimana tumbuhnya biji-bijian yang dibawa
banjir-atau perawi mengatakan lafazh hamiyyati sebagai ganti dari lafazh hamim
as-sail- Nabi bersabda , “tidak tahukah kalian bahwasanya ia tumbuh
kekuning-kuningan dan berselimut.” (H.R
Bukhari)
tapi lain halnya bila matinya dalam keadaan
musyrik maka sudah tidak memungkinkan lagi untuk bisa masuk ke dalam surga, kenapa…? Ya..karena syirik menjadi satu-satunya
dosa yang tidak bisa diampuni lagi apabila belum sempat bertaubat sebelum ajal
menjelang.
Tapi tetep Na’udzubillahi min dzalik deh , walaupun orang yg
masih punya iman semuanya akan masuk surga tapi kalo kita mah jangan sampe
harus mampir dulu ke neraka…yee…Aamiin..
“So..Ikhwatifillah…wa laa tamuutunna illa wa antum muslimun…yee..!”
^_^
Yuk..sama-sama kita berdo’a :
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami
condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah
kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha
Pemberi (karunia)." (Q.S Ali-Imran : 8)
Aamiin…~_~
Ok kembali ke topik awal kita
yuuukkk…!
Bagaimana sebenarnya pandangan
Islam terhadap Mimpi,
Ikhwati fillah dalam Islam secara umum mimpi
itu terbagi menjadi tiga, berdasarkan pada hadits
dari ‘Auf bin Malik Radiyallahuanhu, bahwasanya Nabi
salallahu’alaihi wa salam bersabda :
“Sesungguhnya mimpi itu ada tiga, di antaranya ahawil dari
syaithan untuk menyusahkan anak Adam (Manusia), kemudian apa yang diinginkan
oleh seseorang dalam keadaan terjaganya(ketika tidak tidur), kemudian dilihat
dalam tidurnya. Dan mimpi yang merupakan satu bagian dari 46 bagian Nubuwah
(kenabian) (Shahih Ibnu Majah (2/240))
Ringkasnya :
1.
Ru’ya shalihah (mimpi
baik), yaitu mimpi yang baik yang tidak sedikitpun mengandung sesuatu yang
dibenci oleh orang yang melihatnya.
2.
Ru’ya (mimpi) yang
dinamakan juga Ru’ya al-khathir (lintasan pikiran), yang dinamakan juga oleh
Nabi salallahu’alaihi wa salam dengan bisikan jiwa seseorang. Karena sibuknya
alam pikiran seseorang dengan suatu permasalahan lalu dia tertidur, kemudian
dia melihat hal-hal yang menyibukkan pikirannya tadi. Ini termasuk hal-hal yang
tidak ada bahaya ataupun manfaatnya.
Hmm..jadi inget
waktu kuliah dulu…^_^ pas malem hari diwaktu UTS/UAS hayooo ngaku siapa yang
dulu belajar nya ampe kebawa-bawa mimpi…apa lagi pas mata kuliah Kimia
Organik…yg pas ngigo.. tangan nya sampe melintir-melintir gara-gara Konfigurasi R sama
S ^_^” he...
3.
Ru’ya (mimpi) yang
merupakan upaya syaithan untuk menimbulkan rasa dukacita bagi oang yang
melihatnya. Sering juga disebut sebagai Hulm.
Hadits Abu Qatadah dari Nabi shalallahu’alaihi wa salam
beliau bersabda : “Mimpi yang benar adalah dari Allah sedangkan hulmu adalah
dari syaithan (H.R Bukhari dan Muslim)
Dari abu Qatadah dari Nabi
shalallahu’alaihi wa salam :
“Mimpi yang benar adalah dari Allah dan alhulm dari
syaithan. Maka jika seseorang kamu mengalami hulm, hendaklah dia berlindung
daripadanya, lalu meludah ke arah kirinya, maka itu tidak akan
membahayakannya.” (H.R Bukhari dan
Muslim)
Nah..kalo kita flashback ke
sirah…kisah tentang mimpi yang masyhur disebut dalam al-Qur’an ada kisah
Nabi Ibrahim
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha
bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku
melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa
pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang
sabar". (Q.S Ash-Shaaffaat :102)
Kisah Nabi Yusuf :
(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya:
"Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari
dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku. Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu
kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu.
Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia." Dan demikianlah
Tuhanmu, memilih kamu (untuk menjadi Nabi) dan diajarkan-Nya kepadamu
sebahagian dari takbir mimpi-mimpi dan disempurnakan-Nya nikmat-Nya kepadamu
dan kepada keluarga Yakub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya
kepada dua orang bapakmu sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishak. Sesungguhnya
Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Q.S Yusuf 4-6)
Nabi Muhammad :
(yaitu) ketika Allah menampakkan mereka kepadamu di dalam
mimpimu (berjumlah) sedikit. Dan sekiranya Allah memperlihatkan mereka kepada
kamu (berjumlah) banyak tentu saja kamu menjadi gentar dan tentu saja kamu akan
berbantah-bantahan dalam urusan itu, akan tetapi Allah telah menyelamatkan
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati.(Q.S Al-Anfal : 43)
Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya
tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu
pasti akan memasuki Masjidilharam, insya Allah dalam keadaan aman, dengan
mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka
Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu
kemenangan yang dekat. (Q.S Al-Fath :
27)
Ikhwati tentunya juga masih inget
donk Kisah tentang mimpi Nabi Muhammad yang sebelum perang uhud,yang
diceritakan kepada para sahabat ketika lagi syuro untuk memutuskan apakah akan
bertahan di dalam kota madinah atau menyambut musuh di luar Madinah, coba buka
lagi deh Shirah Nabawiyahnya di bagian “Majlis
Permusyawaratan untuk Menetapkan Strategi Defensif” kalo yg karangan Syaikh Shafiyyurahman
Al-Mubarakfuri ada di halaman 282,, coz kalo ana harus tulis lagi di sini
khawatir nanti terlalu panjang Note nya ^_^…terus kalo terlalu panjang notenya
nanti ana diprotes lagi deh…he
Tidak hanya Nabi, mimpi para
sahabatpun banyak yang dikisahkan diantaranya :
Al Imam Al Hakim meriwayatkan dari
Muhammad bin ‘Abdillah bin Amr bin ‘Utsman, katanya : Keislaman Khalid bin
Sa’id bin Al-‘Ash termasuk yang mula-mula, dan dia lebih dahulu masuk Islam
daripada saudara-saudaranya. Daan awal mula Islamnya ialah karena dia melihat
suatu mimpi, seakan-akan dia sedang berdiri di bibir neraka, lalu dia sebutkan
luasnya yang hanya Allah yang mengetahuinya. Dia lihat dalam mimpi itu
seakan-akan ayahnya mendorongnya ke dalam neraka, dan dia lihat rasulullah
shalallahu’alaihi wa salam memegang pinggangnya agar tidak terjatuh. Dia
tersentak dai tidurnya lalu berkata “Saya bersumpah demi Allah, ini adalah
mimpi yang benar.” Kemudian dia bertemu dengan Abu bakr bin Abi Quhafah, lalu
dia menceritakannya. Abu Bakr berkata kepadanya : “Ada kebaikan yang diinginkan
denganmu. Inilah Rasulullah, sesungguhnya kamu akan mengikutinya dan masuk
Islam, yang akan melindungimu agar tidak terjatuh ke dalam neraka itu.”
Setelah itu dia bertemu dengan
Rasulullah shalallahu’alaihi wa salam di Ajyad, dia pun berkata “Hai Muhammad,
kepada apa kamu berda’wah?” beliau berkata : “Saya mengajak manusia kepada
Allah satu-satunya, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan Muhammad itu adalah hamba
dan utusan-Nya, serta mencabut semua yang kamu yakini, seperti penyembahan kepada
batu yang tidak mendengar, tidak melihat, tidak member manfaat dan tidak tahu
siapa yang menyembahnya dan siapa yang tidak.”
Kata Khalid : “Saya bersaksi
bahwasanya tidak ada sesembahan yang Haq kecuali Allah, dan engkau adalah Rasul
Allah.”Keislamannya ini sangat menyenangkan Nabi.
Simak juga Kisah Abdullah bin Umar
berikut :
Di waktu remajanya ia pernah
bermimpi yang oleh rasulullah dita’birkan bahwa qiyamul lail itu nantinya akan
menjadi campuran tumpuan cinta Ibnu Umar, tempat tersangkutnya kesenangan dan
kebahagiannya. Nah, marilah kita dengar cerita tentang mimpinya itu :
“Di masa Rasulullah saya bermimpi
seolah-olah di tanganku ada selembar kain beludru. Tempat mana saja yang saya
ingini di surge, maka beludru itu akan menerbangkanku ke sana…lalu tampak pula
dua orang yang mendatangiku dan ingin membawaku ke neraka. Tetapi seorang
malaikatmenghadang mereka, katanya : “Jangan Ganggu..!” maka kedua orang itu
pun meluangkan jalan bagiku…
Oleh hafshah, yaitu saudaraku,
mimpi itu diceritakannya kepada Rasulullah. Maka sabda Rasulullah :
“Akan menjdi laki-laki yang paling
utamalah Abdullah itu, andainya ia sering shalat malam dan banyak
melakukannya!”
Maka semenjak itu sampai ia pulang
dianggil Allah, Ibnu Umar tidak pernah meninggalkan Qiyamul Lail baik di waku
ia Mukim aau Musafir. (Dikutip dari buku
Karakteristik perihidup 60 Sahabat
Rasulullah- Khalid Muh. Khalid)
Kalo dari generasi Tabiin tentang mimpi kita akan banyak
mendengar kisah dari M uhammad Ibnu Sirin…ana pribadi seh.. belum sempet baca buku
beliau, tapi kalo rekan-rekan mau beli ada yang terjemahannya terbitan GIP
judulnya “Tafsir Mimpi Menurut Al-Qur`an dan As-Sunnah”, nanti kalo dah ada
yang baca Share yee…!”
Ok..lanjut.., mungkin
ada yang berfikiran, “lantas Apakah mimpi yang bisa dita’wilkan hanya mimpi
orang-orang yang shaleh saja..?”
Jawabannya “tidak”, karena lafadz hadits tentang mimpi ini
umum ditujuakan untuk seluruh manusia bahkan orang kafir pun terkadang bisa
mendapatkan mimpi yang benar (maksudnya ada ta’wilnya), contohnya adalah kisah
dua orang tahanan yang bersama Nabi Yusuf dipenjara dan Mimpi dari Raja Mesir
yang dikisahkan juga dalam Al-Qur’an
Dan bersama dengan dia masuk pula ke dalam penjara dua
orang pemuda. Berkatalah salah seorang di antara keduanya: "Sesungguhnya aku
bermimpi, bahwa aku memeras anggur." Dan yang lainnya berkata:
"Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku membawa roti di atas kepalaku,
sebahagiannya dimakan burung." Berikanlah kepada kami takbirnya;
sesungguhnya kami memandang kamu termasuk orang-orang yang pandai (menakbirkan
mimpi). (Q.S Yusuf : 36)
Hai kedua penghuni penjara, "Adapun salah seorang di
antara kamu berdua, akan memberi minum tuannya dengan khamar; adapun yang
seorang lagi maka ia akan disalib, lalu burung memakan sebagian dari kepalanya.
Telah diputuskan perkara yang kamu berdua menanyakannya (kepadaku)." (Q.S Yusuf : 41)
Raja berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya):
"Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk
dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum)
yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering." Hai orang-orang yang
terkemuka: "Terangkanlah kepadaku tentang takbir mimpiku itu jika kamu
dapat menakbirkan mimpiMereka menjawab: "(Itu) adalah mimpi-mimpi yang
kosong dan kami sekali-kali tidak tahu menakbirkan mimpi itu." (Q.S Yusuf : 43- 44)
Namun begitu mimpi mereka (orang
kafir) sangat jarang benarnya. Hal ini karena kekejian dan kekafiran mereka
kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan pada umumnya mimpi mereka adalah dari Syaithan.
Akan tetapi kadang mereka melihat mimpi yang benar, selain itu masih dipertanyakan,
apakah mimpi tersebut berasal dari Wahyu atau kita katakana satu dari 46 bagian
kenabian?
Al Imam Al – Qurthubi menjawab hal
ini, beliau mengatakan :
“Jika dikatakan bahwa mimpi yang
benar itu adalah satu bagian dari kenabian, bagaimana mungkin orang yang kafir
dan pendusta serta kacau keadaannya memperoleh atau bisa mendapatkannya?”
Jawabnya ialah bahwasanya orang
yang kafir, fajir (Jahat), fasik dan pendusta itu, meskipun suatu ketika mimpi
mereka benar, itu bukanlah dari wahyu dan bahkan juga bukan dai nubuwwah.
Karena tidaklah semua yang benar dalam berita tentang perkara ghaib, lantas
beritanya merupakan nubuwwah. Dan sudah dijelaskan dalam surat Al-An’am bahwa
seorang dukun atau yang lainnya (paranormal dan sejenisnya) kadang-kadang menyampaikan
suatu berita dengan pernyataan yang benar (haq) lalu dibenarkan(dipercayai).
Akan tetapi hal itu sangat jarang dan sedikit sekali. Demikian pula mimpi
mereka ini (Tafsir Al-Qurthubi (9/124))
Oya…kelupaan…satu lagi yang harus difahami tentang mimpi para
nabi Allah dan Rasul itu tidak sama dengan mimpi manusia lainnya, karena mimpi
mereka adalah wahyu dari Allah Subhanhu Wa ta’alaa.
Ok..lanjut lagi ya , terus apa aja seh Sunnah yang
dianjurkan ketika kita melihat Mimpi?”
Dari Abu Sa’id Al Khudri Radiyallahuanh bahwasanya dia mendengar Nabi Shalallahu’alaihi wa salam bersabda :
“Jika salah seorang kalian melihat mimpi yang disukainya maka itu adalah dari
Allah, hendaklah dia memuji Allah karenanya, lalu ceritakanlah. Dan jika dia
melihat selain itu dari mimpi yang tidak disukainya, maka itu adalah dari
syaithan. Hendaklah dia berlindung dari kejahatannya, dan jangan
menceritakannya kepada siapapun, maka itu tidak akan membahyakannya.” (HR
Bukhari)
Dari Hadits tersebut bisa kita ketahui berarti ketika kita
mendapat mimpi yang baik, pertama adalah
disunnahkan Memuji Allah atas
mipi itu. Falyahmidillaha ‘alaihaa
(hendaklah dia memuji Allah karenanya). Lalu selanjutnya untuk mimpi yang baik ini
boleh diceritakan, eits tapi jangan menceritakannya ke sembarangan orang
yaa…karenaa di sebagian riwayat disebutkan :
“Maka jika salah
seorang kalian melihat mimpi yang disukainya janganlah dia ceritakan kecuali
kepada orang yang dicintainya.” (Lihat Fathul Bari (12/368), diriwayatkan juga
oleh Imam Muslim dari Abu Qatadah Radiyallahuanh).
Dalam riwayat lain :
“Dan jangan dia kisahkan kecuali kepada orang yang
menyayangi atau mempunyai pandangan.” (H.R Ahmad (4/10), dishahihkan dalam
shahih Sunan Abu dawud,(3/947))
Dalam riwayat lain :
“Dan janganlah dia kishakan kecuali kepada orang yang alim
(berilmu) atau pemberi nasehat (Ash Shahihah (1/186 no.120), lihat juga Fathul
bari( 12/369))
dalam Al-Qur’an surat Yusuf ayat 4 yang ana kutip sebelumnya pun
sebenernya juga sudah dijelaskan, di situ kita lihat bagaimana Nabi Yakub
‘alaihi salam menasehati Nabi Yusuf ‘alaihi salam untuk tidak menceritakan mimpinya itu kepada
saudaranya yang lain, karena nabi Yakub tau bahwa saudara-saudara Nabi Yusuf
yang lain iri hati kepada nabi Yusuf (keculi adiknya yang paling bungsu –
Bunyamin)
So..jangan sembarangan juga
menceritakan mimpi kita yaa sekalipun itu adalah mimpi yang baik.
Lalu bagaimana untuk mimpi yang
buruk,
1.
mengucap ucapan do’a Isti’adzah (berlindung)
dalilnya Masih dari Hadits Abu
sa’id Al Khudri Radiyallahuanh di atas,
nah kalo untuk do’anya ini yang
bisa kita ucapkan :
“Jika salah seorang kamu melihat
dalam mimpinya apa yang tidak disukainya, hendaklah dia berkata ketika bangun
tidur :”a’uudzubimaa ‘aadzat bihi
malaaikatullahi wa rasuluhu min syarri ru-yaa ya hadzihi an yushiibanii fiihaa
maa akrahu fii diinii wa dunyaa ya. (Aku berlindung dengan sesutau yang
para Malaikat Allah dan Rasul-rasul-Nya berlindung dengannya dari kejahatan
mimpiku ini (jangan sampai) aku ditimpa apa yang tidak aku sukai dalam urusan
dien dan duniaku.)” (dishahihkan oleh Ibnu Hajar , Fathul Bari 12/371)
2.
Meludah ke arah kiri,
dalil nya hadits dari abu Qatadah yang ana kutip sebelumnya di
awal
Dari abu Qatadah dari Nabi
shalallahu’alaihi wa salam :
“Mimpi yang benar adalah dari Allah dan alhulm dari
syaithan. Maka jika seseorang kamu mengalami hulm, hendaklah dia berlindung
daripadanya, lalu meludah ke arah kirinya, maka itu tidak akan
membahayakannya.” (H.R Bukhari dan
Muslim)
3.
Menukar Posis tidurnya
Di dalam shahih Muslim, dari Jabir
diriwayatkan secara marfu’ (sampai kepada Nabi shalallahu’alaihi wa salam) :
“Jika salah seorang dari kalian melihat mimpi yang tidak
disukainya, maka hendaklah dia meludah kea rah kirinya tiga kali dan berlindung
kepada Allah dari syaithan tiga kali, lalu mengubah posisi tidur yang
sebelumnya.” (HR Muslim, dengan Syarh An-Nawai, 15/19)
4.
Bangun dan menegakkan
shalat
Dalilnya diriwayatkan oleh Imam
Muslim dari Abu Hurairah radiyallahuanh, bahwa Rasulullah bersabda :
“Maka jika salah seorang dari kalian melihat mimpi yang
tidak disukainya, hendaklah dia bangun dan Shalat.” (Syarh Shahih Muslim,
15/21)
5.
Tidak menceritakannya
kepada siapapun
Dalilnya juga masih bisa kita lihat dari Hadits Abu sa’id Al Khudri Radiyallahuanh.
Ya iyalah..orang mimpi yang baik
aja ga boleh sembarangn diceritakan..ya apalagi mimpi yang buruk yaa sudah
tidak usah diceritakan.
Nah..Ikhwatifillah untuk
efektifnya kalo kita mimpi buruk sebenernya yaa cukup bangun terus shalat dah…insya
Allah dengan shalat sudah mencukupi, karena shalat menghimpun sunnah-sunnah
yang telah disebutkan hadits-hadits di atas.
Dengan shalat berarti otomatis
akan terdapat aktifitas seperti berpindah (mengganti Posisi), lalu meludah
sebanyak 3 kali bisa kita lakukan ketika berkumur-kumur dalam wudlu,( coba
bayangin kalo kita ambil sunnah meludah 3 kali ke arah kiri saja..mending kalo
disebelah kita Jendela…lah kalo yang tidur di sebelah kiri kita
Suami/Istri/Saudara kita gimana…? Masa mau kita ludahin he… ^_^), lalu ucapan
do’a Istiadzah juga bisa kita baca dalam shalat, ditambah lagi baca surat-surat
yang disunnahkan bisa menjauhkan kita dari syaithan seperti ayat
kursi…Insya Allah mencukupi.
Nah..ini saja kiranya yang dapat
ana share…lebih dari ini afwan jiddan tidak ada pengetahuan ana padanya
terlebih bila harus menjelaskan kaifiyah menafsirkan mimpi,
jadi kesimpulannya benar bahwa
mimpi yang baik itu bisa di ta’wilkan, namun perlu difahami bahwa ilmu tentang
ta’wil mimpi adalah termasuk ilmu para Nabi dan sebagian orang beriman yang
Allah Kehendaki, wallahu’alam setelah generasi Tabi’in seperti salah satunya
Muhammad Ibnu Sirrin apakah masih ada para ulama yang menguasainya, yang pasti
ikhwatifillah jangan sembarangan menceritakan mimpi antum/na kepada seseorang
yaa… selain itu meskipun mendapatkan mimpi yang baik janganlah hanya bersandar
kepada mimpi tersebut sehingga kita malas atau bahkan menjadi tidak mau
berusaha ingat firman Allah :
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan
sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada
yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia
(Q.S Ar-Ra’d : 11)
Alhamdulillahirabbil
‘alamin…Al haqqu min Rabbik fa laa taquunanna minal mumtarin,
Subhaanakallahumma
wa bihamdika asyhadu alaa ilaaha illa anta astghhfiruka wa atuubu ilaika..
Wallahu
a’lam bi shawab
Have a Nice Dream, ~_~ Z…z..Z…z…
Kamar Tidur, 22 Jumadil Akhir 1433 H, 11:30 PM
Muhammad Haritzahzen