Rabu, 16 November 2011

Apakah Kunci Surga itu...?

Pemuda Arab cerdas itu baru saja merampungkan kuliah nya di amerika. Selain belajar, ia juga seorang Da’i. Ketika di Ameika, ia bekenalan dengan seorang Nasrani. Kian hari, hubungan mereka semakin terajut akrab.
“Semoga suatu saat, Allah menyusupkan hidayah ke dalam dada Nasrani ini” ungkapnya penuh harap.

Suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika, melintas di dekat gereja kampung itu. Nasrani ini memintanya agar ia masuk ke dalam gereja. Semula ia keberatan. Karena si Nasrani itu terus mendesak akhirnya pemuda itu pun memenuhi permintaannya, kemudian ia duduk di salah satu bangku sambil diam tenang.

Ketika pendeta Masuk, serentak hadirin berdiri memberikan penghormatan lantas kembali duduk. Saat melihat pemuda muslim itu, si pendeta terbelalak, lalu berkata kepada semua hadirin :

“Ditengah kita ada seorang muslim. Aku harap ia keluar dari sini, katanya”.

Pemuda Arab itu tidak bergeming. Si pendeta mengulangi ucapannya berkali-kali, namun ia tetap tidak bergeming dari tempatnya. Akhirnya pendeta berkata , “Aku meminta ia keluar dari sini dan aku jamin keselamtannya”. Barulah pemuda ini beranjak keluar.

Diambang pintu, ia bertanya kepada sang pendeta, “ Bagaimana Anda tahu bahwa saya seorang muslim?”

“Dari tanda yang terdapat di wajahmu,” jawab pendeta.

Setelah itu, ia beranjak hendak keluar, namun sang pendeta ingin memanfatkan keberadaan pemuda ini dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Tujuannya adalah untuk memojokkannya, sekaligus menguji ilmunya.

Pemuda muslim itu pun menerima tantangan berdebat.
Kata Sang pendeta “Aku akan mengajukan padamu 22 pertanyaan dan kau harus menjawabnya dengan tepat”.

Pemuda itu berkata sambil tersenyum, “Silakan!”

Sang pendeta mulai bertanya , “Sebutkan satu yang tidak ada duanya, dua yang tidak ada tiganya, tiga yang tidak ada empatnya, empat yang tidak ada limanya, lima yang tidak ada enamnya, enam yang tidak ada tujuhnya, tujuh yang tidak ada delapannya, delapan yang tidak ada sembilannya,Sembilan yang tidak ada sepuluhnya, sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh, sebelas yang tidak ada dua belasnya,dua belas yang tidak ada tiga belasnya, tiga belas yang tidak ada empat belasnya, Sebutkan sesuatu yang dapat bernapas, namun tidak mempunyai ruh !, apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya?, Siapa yang berdusta namun masuk ke dalam surga? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah , namun Dia tidak menyukainya?Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan Ibu! , Siapa yang tercipta dari api, siapa yang diazab dengan api, dan siapa yang terpelihara dari api? Siapa yang tercipta dari batu, siapa yang diazab dengan batu, dan siapa yang terpelihara dari batu? , Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar!, Pohon Apakah yang mempunyai dua belas ranting, setiap ranting mempunyai tigapuluh daun, setiap daun mempunyai lima buah, tiga di bawah naungan dan dua di bawah sinar matahari?”

Mendengar pertanyaan beruntun itu, pemuda tersenyum meyakinkan. Setelah membaca basmalah, ia berkata, :
  • Satu yang tidak ada duanya ialah Allah
  • Dua yang tidak ada tiganya ialah malam dan Siang. Allah berfirman : “…Dan kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda…” (Q.S Al Isra : 12)
  • Tiga yang tidak ada empatnya adalah khilaf yang dilakukan Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh anak kecil, dan saat menegakkan kembali dinding yang hamper roboh.
  • Empat yang tidak ada limanya adalah Taurat, injil, Zabur, dan Al-Qur’an
  • Lima yang tidak ada enamnya ialah shalat lima waktu
  • Enam yang tidak ada tujuhnya ialah jumlah hari ketika Allah menciptakan makhluk. Allah berfirman : Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang penolong pun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? (Q.S As-Sajadah :4)
  • Tujuh yang tidak ada delapannya ialah langit yang tujuh lapis. Allah berfirman : “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?” (Q.S Al-Mulk : 3)
  • Delapan yang tidak ada sembilannya ialah Malaikat pemikul Arsy Ar-Rahman. Allah berfirman :Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung Arasy Tuhanmu di atas (kepala) mereka.(Q.S Al- Haaqah : 17)
  • Sembilan yang tidak ada sepuluhnya adalah mukjizat yang diberikan kepada Musa : Tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, Musim Paceklik, Katak, darah, kutu, dan Belalang, Taurat
  • Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah kebaikan. Allah berfirman : Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barang siapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan)”. (Q.S Al An’am 160)
  • Sebelas yang tidak ada duabelasnya ialah jumlah Saudara Yusuf
  • Dua belas yang tidak ada tiga belasnya ialah mata air dari Mukjizat tongkat Nabi Musa yang dimaksud pada Firman Allah : “Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, ‘Pukullah batu itu dengan tongkatmu.’ Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air…” (Q.S Al-Baqarah :60).
  • Tiga belas yang tidak ada empat belasnya adalah jumlah Saudara Yusuf ditambah Ayah dan Ibunya.
  • Adapun sesuatu yang bernapas, namun tidak mempunyai ruh Adalah waktu Subuh, Allah berfirman : “Dan demi Subuh apabila bernapas.” (At –Takwir : 18)
  • Kuburan yang membawa isinya adalah ikan yang menelan Nabi Yunus
  • Mereka yang berdusta, namun masuk surga adalah saudara-saudara Yusuf, yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya,” Wahai Ayah . kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami lalu dia dimakan serigala. “ Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka, “Tidak ada cercaan terhadap kalian.” Ayah mereka , Ya’qub berkata, “Aku akan memohonkan ampun bagimu pada Rabbku. Sungguh, Dia-lah yang Maha pengampun lagi Maha Penyayang.”
  • Sesuatu yang diciptakan Allah, namun tidak Dia Sukai adalah suara keledai. Allah berfirman :“…. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (Q.S Luqman :19)
  • Makhluk yang diciptakan oleh Allah tanpa Bapak dan Ibu adalah : Nabi Adam,Siti Hawa, Malaikat, Unta Nabi Shaleh, dan Kambing Nabi Ibrahim.
  • Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diazab dengan api adalah Abu Jahal, dan yang terpelihara dari Api adalah Nabi Ibrahim. Allah Berfirman ; “Hai api, menjadi dinginlah dan menjadi keselamatan bagi Ibrahim.” (Q.S Al-Anbiyaa : 69)
  • Makhluk yang terbuat dari batu adalah Unta Nabi Shaleh, yang diazab dengan batu adalah tentara bergajah, dan yang terpelihara dari batu adalah Ashhabul Kahfi.
  • Sesuatu yang diciptakan oleh Allah dan dianggap perkara besar adalah Tipu daya wanita. Allah berfirman : “…sesungguhnyatipu daya wanita itu adalah besar.” (Q.S Yusuf :28)
  • Adapun pohon yang memiliki dua belas ranting, setiap ranting mempunyai tiga puluh daun, setiap daun mempunyai lima buah, tiga di bawah teduhan dan dua di bawah sinar matahari memiliki makna : Pohon adalah Tahun, Ranting adalah bulan, Daun adlah hari, dan buahnya adalah Shalat lima Waktu, Tiga dikerjakan di malam hari dan dua di siang hari.
Pendeta dan para hadirin takjub mendengar jawaban apik pemuda muslim itu. Pada saat ia pamit dan hendak pergi, ia mengurungkan niatnya dan meminta pendeta menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh sang pendeta. Pemuda itu bertanya, “Apakah Kunci Surga Itu..?”Mendengar pertanyaan itu, lidah sang pendeta menjadi kelu, hatinya ragu, dan rona wajahnya pun berubah. Ia berusaha menymbunyikan kekhawatirannya, namun hasilnya Nihil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan itu, namun ia berusaha mengelak.

Mereka berkata, “Anda telah melontarkan 22 pertanyaan sulit kepadanya dan semua nya ia jawab, sedangkan ia hanya memberimu satu pertanyaan mudah, namun Anda tidak mampu menjawabnya!”

“Aku mengetahui jawaban pertanyaan itu, namun aku takut kalian marah,” Kata Pendeta.

“Tak Usah takut. Kami akan menjamin keselamatanmu,” Jawab Hadirin

“Jawabannya adalah
“:ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASULULLAH”
Jawab sang pendeta.

Setelah itu, sang Pendeta dan Orang-orang yang hadir di gereja itu masuk Islam

(Kisah nyata ini dari Mausu’ah Al –Qishash Al –Waqi’ah)
dikutip dari buku lelaki Akhirat dari Sudut Kota Madinah-Muhamad Yasir

hal ini selaras dengan hadits Nabi
Barangsiapa mati dan dia bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah dengan ikhlas dari hatinya, maka Allah mengharamkan badannya dari Neraka" dalam riwayat lain : "Maka dia akan masuk Surga". [Hadits Shahih, diriwayatkan oleh Ahmad (5/236), Ibnu Hibban (4) dalam Zawa'id dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah (3355)].

Namun Ikhwati fillah mengutip perkataan Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani bahwa :
Mayoritas kaum muslimin sekarang ini yang telah bersaksi Laa Ilaaha Illallah (Tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah) tidak memahami makna Laa Ilaaha Illallah dengan baik. Oleh karena itu, saya mengatakan suatu ucapan yang jarang terlontar dariku, yaitu : Sesungguhnya kenyataan mayoritas kaum muslimin sekarang ini adalah lebih buruk daripada keadaan orang Arab secara umum pada masa jahiliyah yang pertama, dari sisi kesalahpahaman terhadap makna kalimat tahyyibah ini, karena orang-orang musyrik Arab dahulu memahami makna Laa Ilaaha Illallah, tetapi mereka tidak mengimaninya. Sedangkan mayoritas kaum muslimin sekarang ini mereka mengatakan sesuatu yang tidak mereka yakini, mereka mengucapkan : 'Laa Ilaaha Illallah' tetapi mereka tidak mengimani -dengan sebenarnya- maknanya. (Mereka menyembah kubur, menyembelih kurban untuk selain Allah, berdo'a kepada orang-orang yang telah mati, ini adalah kenyataan dan hakikat dari apa-apa yang diyakini oleh orang-orang syi'ah rafidhah, shufiyah, dan para pengikut thariqah lainnya, berhaji ke tempat pekuburan dan tempat kesyirikan dan thawaf di sekitarnya serta beristighatsah (meminta tolong) kepada orang-orang shalih dan bersumpah dengan (nama) orang-orang shalih adalah merupakan keyakinan-keyakinan yang mereka pegang dengan kuat).
[Dikutip sebagian dari buku At-Tauhid Awwalan Ya Du'atal Islam, edisi Indonesia TAUHID, Prioritas Pertama dan Utama, oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, hal 16-26, terbitan Darul Haq, penerjemah Fariq Gasim Anuz]

Jadi Ikhwati fillah Kalimat Tauhid itu Tidak hanya sekedar diucapkan saja...Perlu disertai dengan pemahaman dan Keiamanan serta melakukan konsekuensi-konsekuensi kalimat thayyibah ini berupa penyempurnaan dangan amal shalih dan meninggalkan segala maksiat. Nah untuk lebih dalam tentang Materi makna Syahadatain ini..makanya yuk kita Ngaji Yuk...^_^

Alhamdulillahirabbil ‘alamin…Al haqqu min Rabbik fa laa taquunanna minal mumtarin,
Subhaanakallahumma wa bihamdika asyhadu alaa ilaaha illa anta astghhfiruka wa atuubu ilaika..

Wallahu a’lam bi shawab

Disela Waktu Senggang, 20 Dzulhijjah 1432 H




Selasa, 15 November 2011

MIND


Bismillaahirrahmaanirrahiim…
Al-Qur’an mengurai Uqdatul Kubro (simpul kehidupan yang sangat besar)

Dari manakah kita dan Kehidupan ini…?  
Bukankah Terlalu Janggal (Hidup ini) untuk Sebuah Kebetulan…

Kisah Nabi Ibahim ‘alaihisalam muda :

Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Aazar: "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata". 
(Q. S Al-An’am 74)

Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi, dan (Kami memperlihatkannya) agar Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin.
(Q. S Al-An’am 75)

Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku" Tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam".
(Q. S Al-An’am 76)

Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat". 
(Q. S Al-An’am 77)

Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar", maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. 
(Q. S Al-An’am 78)

Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan
(Q. S Al-An’am 79)
-----------------------------------------------------------------------------------------
Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang penolong pun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? (Q.S As-Sajadah :4)

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka
(Q.S Ali Imran 190 -191 )

Sedangkan kita…

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (Q.S Al- Mu’minun 12-14)

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.
(Q.S Al Insan : 2)

Lalu.. Untuk Apa kita dan kehidupan ini ada…?

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh. (Q.S Adz Dzaariyaat : 56 – 58)

Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (Q.S Al Mulk 1-2)

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al Hasyr : 18) 

Wahai Diri…Sesungguhnya ini semua dari Dia oleh Dia untuk Kita…

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Q.S Ar Rahman)

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.
(Q.S At Taubah : 111)

Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barang siapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan). (Q.S Al An’am 160)

Lebih dari itu…

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S An-Nahl : 18) 

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Q.S Ar Rahman)

Tetapi engkau wahai diri…

Katakanlah: "Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur. (Q.S Al-Mulk: 23)

Padahal…
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Q.S Ibrahim : 7)

Fahamilah Wahai diri…Karena Sesungguhnya Apapun yang Kita Perbuat (Kebaikan/Keburukan) Tidak Akan Pernah Menambah atau Mengurangi Sedikitpun Kemuliaan- Nya…

 Pilihlah… Istaftii qalbak (mintalah fatwa pada hatimu) dengan penuh kejujuran… 
Karena kita tidak pernah tau nanti maka lakukanlah yang terbaik...


maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, (Q.S Asy Syams :8)

Lantas apa Motif dibalik semua ini…?

Begitulah susunan kejadiannya. Di awal hanya ada Al-Quran sendiri. Lalu Ia menciptakan arsy-Nya di atas air. Setelah itu Ia menciptakan pena. Kemudian dengan pena itulah Ia menitahkan penulisan semua makhluk yang akan Ia ciptakan di alam raya ini: langit, bumi, malaikat, manusia, jin hingga surga dan neraka. Dengan pena itu juga Ia menitahkan penulisan semua kejadian dengan urutan-urutan dan kaitan-kaitannya pada dimensi ruang dan waktu yang akan dialami makhluk-makhluk-Nya.

Tampaknya dengan sengaja Ibnu Katsir mengawali bahasan sejarahnya dalam Awal Dan Akhir dengan cerita tadi. Tiba-tiba saja sejarah terbentang sebagai sebuah cerita penciptaan tanpa henti. Dari Allah awalnya, dan kelak kesana akhirnya. Tapi jika Allah tidak mendapatkan manfaat dari ciptaan-ciptaan-Nya, maka tidak ada yang dapat menjelaskan motif di balik cerita kehidupan itu kecuali hanya satu: CINTA!

"Maka", kata Ibnul Qoyyim dalam Taman Para Pecinta, "semua gerak di alam raya ini, di langit dan bumi, adalah gerak yang lahir dari kehendak dan cinta." Dengan dan untuk itulah alam ini bergerak. Kehendak dan cintalah alasan pergerakan dan perhentiannya. Bahkan dengan dan untuk kehendak dan cinta jugalah alam ini diciptakan. Maka tak satupun makhluk di alam ini yang bergerak kecuali bahwa kehendak dan cintalah motif dan tujuannya. Sesungguhnya hakikat cinta adalah gerak jiwa sang pencinta kepada yang dicintainya. Maka cinta adalah gerak tanpa henti. Dan inilah makna kebenaran ketika Allah mengatakan: "Dan tiadalah Kami menciptakan langit dan bumi serta semua yang ada diantaranya kecuali dengan kebenaran."(QS. Al Hijr: 85)

Jadi cinta adalah makna kebenaran dalam penciptaan. Itu sebabnya, hati yang dipenuhi dengan cinta lebih mudah dan cepat menangkap kebenaran. Cinta tidak tumbuh dalam hati yang dipenuhi keangkuhan, angkara murka dan dendam. Cinta melahirkan pengakuan dan kerendahan hati. Cinta adalah cahaya yang memberikan kekuatan penglihatan pada mata hati kita. Begitulah cinta akhirnya membimbing tangan Abu Bakar, Al Najasyi, atau Cat Steven kepada Islam. Begitu juga akhirnya keangkuhan menyesatkan Abu Jahal, Heraklius, atau Sadam Husain. Cinta dalam jiwa, kata Iqbal, serupa penglihatan pada mata.

Pengetahuan bahkan bisa menyesatkan kalau ia tidak dibimbing oleh kelembutan tangan cinta. Itu kebutaan, kata Einstein. Sebab ia tidak melahirkan pengakuan dan kerendahan hati. Itu juga yang menjelaskan mengapa ilmu pengetahuan modern justru menjauhkan Barat dari Tuhan. Disana cinta tidak membimbing pengetahuan. Maka dengan penuh keyakinan Iqbal kemudian berkata dalam Javid Namah:
Pengetahuan bersemayam dalam pikiran, Tempat cinta adalah hati yang sadar-jaga; Selama pengetahuan yang tak sedikit juga mengandung cinta, Adalah itu hanya permainan sulap si Samiri; Pengetahuan tanpa Ruh Kudus hanya penyihiran.
------- Anis MattaCermin KebenaranSerial Cinta ----- 

Akan kemana kita dan kehidupan Setelah ini?

Katakanlah: "Dia-lah Yang menjadikan kamu berkembang biak di muka bumi, dan hanyakepada-Nya-lah kamu kelak dikumpulkan". (Q.S Al Mulk : 24)

Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bersaf-saf, mereka tidak berkata-kata kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar. Itulah hari yang pasti terjadi. Maka barang siapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya
(Q.S An Naba : 38 – 39)

(Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama menggoncangkan alam, tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua. Hati manusia pada waktu itu sangat takut, pandangannya tunduk. (Q.S An Naziat 6-9)

Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka, kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka. (Q.S Al Ghaasyiyah 25 – 26)
-------------------------------------------------------------------------------------
“Di dunia, dari banyaknya jumlah manusia,
hanya sedikit saja dari mereka yang SADAR. Dan dari
sedikit yang sadar itu, hanya sedikit saja yang
BER-ISLAM. Dari mereka yang ber-Islam, jauh lebih
Sedikit lagi yang BERDA’WAH. Dari mereka yang
Berda’wah, jauh lebih sedikit lagi yang BERJUANG.
Dari sedikit yang berjuang, jauh lebih sedikit lagi yang
BERSABAR. Dan dari sedikit yang bersabar itu, hanya
sedikit saja dari mereka yang
SAMPAI AKHIR PERJALANAN.”
(Imam Syahid Hasan Al-Banna)

Termasuk yang mana kita…? Atau bahkan untuk mengetahui siapa diri ini pun…belum…
Seorang wartawan mewancarai Imam Syahid Hasan Al Banna tentang pribadi beliau dan meminta agar beliau menjelaskannya untuk masyarakat. Maka Imam Syahid – Semoga Allah Merahmatinya – Menjawab :
“ Aku adalah pengembara yang mencari hakikat, manusia yang mencari makna kemanusiaan di tengah masyarakat, dan warga Negara yang menginginkan agar ummatnya mendapat kemuliaan, kemerdekaan, kestabilan, dan kehidupan yang baik dalam naungan Islam yang Hanif. Aku adalah lelaki bebas yang telah mengetahui rahasia keberadaannya, kemudian berseru. “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan Semesta alam yang tiada sekutu bagi – Nya. Dengan itulah aku diperintah, dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri.”
                                                      
                                              “Inilah Aku, Lantas Siapa Kamu?”

Aku adalah AKU ; Aku adalah JIWAKU ; Berfikir KARUNIAKU ; Hati INDERA INTERPRETASIKU 

Alhamdulillahirabbil ‘alamin…Al haqqu min Rabbik fa laa taquunanna minal mumtarin,  
Subhaanakallahumma wa bihamdika asyhadu alaa ilaaha illa anta astghhfiruka wa atuubu ilaika..

Wallahu a’lam bi shawab



                                                          Ruang Hati dan Pikiran, 21 Syawal 1432 H   
                                                                      Muhammad haritzahzen




Pesan Balasan untuk Saudaraku (Akhi)


Beberapa waktu yang lalu  ana menerima sms dari salah seoang sahabat baik seperti ini isinya :
“ Assalamu’alaikum..Kaifa Haluk ya Akhi? Sibuk Apakah? Menurut anta apa yang dimaksud dengan “BERHASIL” dan “GAGAL” dalam melakukasn sesuatu? Ana tunggu jawaban Anta Wassalamu’alaikum…

Afwan Jiddan sebelum nya karena tidak langsung ana balas sms nya seketika itu juga,  ada kekhawatiran apa yang ingin diungkapkan tidak tersampaikan dengan baik karena keterbatasan  komunikasi via sms ditambah bahasa tulisan yang  terkadang dapat menimbulkan miss interpretasi makna bila tidak diurai dengan jelas,..Namun Alhamdulillah saat ini Allah masih memberi nikmat kesempatan bagi ana untuk menulis catatan kecil ini sebagai pesan balasan untuk antum wahai Saudaraku…

Bissmillahirahmanirrahim….
Wa’alaikumsalam wa rahmatullahi wa barakatuh
Disaat ana menulis pesan balasan  ini Alhamdulillah ana dalam keadaan baik…semoga antum pun begitu, sekali lagi afwan jiddan karena tidak bisa sesegera mungkin untuk bisa menjawab pertanyaan antum, selain alasan yang ana sampaikan sebelumnya sebenarnya karena menurut ana ada ibrah yang ahsan  seandainya ini dijadikan sebuah catatan agar bisa di share ke saudara kita yang lain…

Ada Degup-an yang lain dari biasanya  ketika pertama kali ana membacanya …^_^  Berbagai macam pikiran terlintas, apakah antum sedang bingung, ragu, ada masalah yang berat kah… sehingga  isi pesan yang biasanya ana terima berupa Tausyiah-tausyiah yang menyemangati kini berubah menjadi sebuah “Pertanyaan”..ya “Petanyaan”… dan bukan pertanyaan biasa bagi ana… ^_^ pertanyaan yang kalimat nya sederhana,  Namun dari pertanyaan itu dapat dilihat bagaimana cara pandang hidup seseorang yang menjawab pertanyaan itu…dari pertanyaan itu kita bisa belajar tentang keimanan…Insya Allah…

Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul 'uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii
Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku” (QS. Thoha: 25-28) 

Sebagian besar orang menganggap bahwa yang dimaksud  “KEBERHASILAN” itu adalah apabila hasil yang ia peroleh sesuai dengan  apa yang ia harapkan dan sebaliknya “KEGAGALAN” itu adalah apabila hasil yang ia peroleh tidak sesuai dengan  apa yang ia harapkan.

Ikhwati fillah ada yang harus kita fahami bahwa sesungguhnya Allah SWT tidak pernah  menilai sesuatu dari Hasil (Natijah) nya..sungguh apa-apa yang terjadi di dalam kehidupan kita Allah sudah mengetahui segalanya…

“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi? Sesungguhnya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (al-Lauhul Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah” (QS al-Hajj:70).

“Tiada sesuatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (al-Lauhul mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah” (QS al-Hadiid:22).   

Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam“Allah telah menuliskan/menetapkan ketentuan takdir semua makhluk sebelum Dia menciptakan langit dan bumi (selama) lima puluh ribu tahun HR Muslim (no. 2653)

Jadi…Ikhwatifillah  pada hakikat nya apapun hasil  yang kita peroleh terhadap sesuatu yang kita usahakan di hidup kita bukan lah suatu “KEGAGALAN” ataupun “KEBERHASILAN” kita cukup yakin dan berhusnuzon saja itu semua merupakan hasil  terbaik yang Allah berikan kepada kita karena semua itu sudah jauh lebih dulu Allah tetapkan sebelumnya atas kita,

Ikhwatifillah…yang terpenting adalah “PROSES”nya…menurut ana pribadi disanalah kita dapat mengetahui “KEGAGALAN’ dan “KEBERHASILAN” yang sesungguhnya…
bagi ana “KEGAGALAN” adalah ketika kita tidak bisa meluruskan niat diawal dan mempertahankan sampai pada akhir proses sesuatu yang kita usahakan selesai, Sebaliknya “KEBERHASILAN”  adalah ketika kita mampu konsisiten meluruskan niat kita terhadap sesuatu yang kita usahakan untuk kebaikan samapai akhir prosesnya, dan semua itu hanyalah Kita dan Allah saja yang mengetahuinya,

“Sesungguhnya setiap amalan hanyalah tergantung dengan niat-niatnya dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang dia niatkan, maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan RasulNya maka hijrahnya kepada Allah dan RasulNya dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang hendak dia raih atau karena wanita yang hendak dia nikahi maka hijrahnya kepada apa yang dia hijrah kepadanya”. (HR. Bukhari-Muslim) 

mengenai hasilnya toh..sudah jauh lebih dulu Allah tetapakan sebelumnya atas kita, apapun Hasilnya apakah sesuai atau tidak dengan harapan kita Insya Allah itu yang terbaik, sekali lagi kita cukup berhusnuzon kepada-Nya

Dari Abu Hurairah r.a, dia berkata bahwa Nabi saw bersabda : “Allah swt Berfirman “Aku sesuai persangkaan hamba-Ku kepada Ku, dan Aku bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Jika dia mengingat-Ku  pada dirinya, Aku pun mengingatnya pada diri-Ku. Jika dia mengingat-Ku dalam kerumunan, Aku pun menyebut-nyebutnya di antara kerumunan yang lebih baik daripada mereka. Jika dia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku pun mendekat kepadanya sehasta. Jika dia mendekat kepada-Ku sehasta Aku akan mendekat kepadanya Sedepa. Dan jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan Aku akan dating kepadanya dengan berlari (H.R Bukhari-Muslim)  

Izinkan ana sedikit bercerita tentang pengalaman ana..Boleh Ya..^_^
Ini kisah ketika ana berusia sekitar 15 tahun saat itu baru lulus dari SMP dan akan masuk ke bangku SMA, peraturan pendidikan saat itu hanya memperbolehkan satu SMA Negri sebagai pilihan untuk diiukti Test dan dengan Standar NEM SMA Negri bersangkutan untuk bisa mengikuti test nya.,jadilah ini sebuah suatu yang penting yang harus ana usahakan dalam hidup, bagaimana tidak…seandainya ana gagal dalam Ujian masuk SMA Negri saat itu, terbayang ana harus sekolah di Sekolah Swasta yang biayanya tentu sangat Mahal disbanding dengan SMA Negri, terbayang bagaimana repotnya orangtua untuk membiayai sekolah ana seandainya ana gagal test ujian masuk sekolah negri saat itu.
Setelah menetapkan satu pilihan SMA Negri saat itu Ana berusaha semaksimal mungkin mempersiapkan diri untuk menghadapi Test Ujian Masuknya, tibalah saat ujian masuk itu, berbeda dengan siswa-siswa lain yang biasa-biasa saja saat itu ada yang tertawa-tawa bercanda dengan temannya dan macam-macam aktivitas lainnya, sampai detik-detik sesaat sebelum ujian dimulai pun ana masih sibuk membaca-baca buku untuk persiapan berharap dengan sangat akan bisa lolos Ujian itu (Sebenernya ini seh Cuma gaya masing-masing personal aja dalam menghadapi Ujian he..^_^), tapi saat itu sampe ada yang menertawakan ana sambil menyebut Judul buku yang ana baca kepada temen disebelahnya..lalu mereka tertawa bersamaan…~_~” “tidak peduli..yang penting berusaha” kata ana dalam Hati…sampai akhir ujian ana siswa terakhir yang tersisa di ruangan kelas , sempet bingung seh dengan waktu yang tersisa masih cukup bnyak tetapi mengapa semua siswa diruangan ana sudah pada selesai, Tidak peduli walaupun pengawas diruangan itu sudah marah-marah karena harus mengawasi Cuma hanya ana seorang tetapi toh waktu ujiannya kan belum selesai…~_~”…pokonya berusaha semaksimal mungkin..

Tibalah saat pengumuman…apa Hasilnya Ikhwatifillah? Alhamdulillah ‘alaa kulli Haal ~_~” ana termasuk siswa yang tidak lolos ujian ^_^ dari 1200 orang hanya 400 yang diterima, masih teringat sampai saat ini saat itu Ibu berusaha meyakinkan ke pihak administrasi sekolah itu apakah nama ana benar-benar tidak ada, sedih juga ~_~”kalo mengingat-ingat waktu itu, kecewa dan merasa “gagal” jelas..ya mau bagaimana lagi, yang penting  ana sudah berusaha maksimal walau hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan..

Belum selesai ceritanya…^_^ tau kah kalian Ikhwatifillah…kalo boleh meminjam kata-kata seorang teman “Memang sungguh indah rencana Allah bahkan terlalu indah untuk kita” walaupun akhirnya ana harus sekolah di SMA swasta, singkat cerita ana cukup berprestasi di kelas, Akrab dengan hampir semua guru-guru, pada tingkat tiga (kelas XII) ana mendapat beasiswa penuh selama satu tahun untuk sekolah tanpa dipunggut biaya sediktpun, disekolah yang saat itu belum terbentuk ROHIS akhirnya bersama rekan-rekan di sana saat itu kami menjadi generasi perintis berdirinya ROHIS di SMA, Subhanallah walhamdulillah wallahuakbar maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Memang sungguh indah nian rencana Allah, Ikhwatifillah bukan kah belum tentu semua nikmat tadi bisa ana dapatkan seandainya ana diterima di SMA negri, apakah tidak diterimanya ana di SMA negri kini menjadi sebuah “KEGAGALAN”?, teringatlah kini kita semua dengan firman Allah :
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu me-nyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (Al-Baqarah:216) 

Ikhwatifillah…pembahasan mengenai taqdir ini sebenarnya perlu kajian yang cukup mendalam dengan keterbatasan ana tidak akan mampu menjelaskannya secara baik,jadi sebagai tambahan ana ringkas artikel yang dibuat oleh Ustadz Abdullah Taslim, M.A dan Akh Adi Victoria (jangan Lihat Label Harokah nya ya ^_^ yang penting ilmunya)  mudah-mudah bermanfaat :

Iman kepada takdir dan ketentuan Allah Ta’ala bagi semua makhluk-Nya adalah salah satu prinsip dasar dan landasan utama agama Islam yang diturunkan oleh Allah Ta’ala kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka tidaklah keimanan seorang hamba akan benar di sisi Allah Ta’ala sehingga dia memahami dan meyakini masalah ini dengan benar  ( Lihat kitab “at-Tamhiid lisyarhi kitaabit tauhiid” (hal. 549)..
Hal ini disebabkan karena iman kepada takdir Allah Ta’ala secara khusus berkaitan erat dengan tauhid rububiyah (mengesakan Allah Ta’aladalam perbuatan-perbuatan-Nya yang khusus bagi-Nya, seperti mencipta, melindungi, mengatur dan memberi rizki kepada semua makhluk-Nya), sekaligus berkaitan dengan tauhid nama-nama dan sifat-sifat Allah Ta’ala, karena menakdirkan dan menetapkan adalah termasuk sifat-sifat kesempurnaan-Nya (Lihat keterangan Syaikh al-‘Utsaimin rahimahullah dalam kitab “al-Qaulul mufiid ‘ala kitaabit tauhiid” (3/159)

 Meskipun kita beriman kepada taqdir (ilmu) Allah SWT, janganlah mencampur adukkan antar “iman kepada taqdir” tersebut dengan “amal perbuatan manusia, Karena keduanya tidak ada hubungan sama sekali. Artinya, ilmu Allah (taqdir) tidak pernah memaksa seseorang untuk berbuat sesuatu dan juga tidak pernah memaksa seseorang untuk tidak berbuat sesuatu.

Rasulullah SAW telah melarang para sahabatnya mencampur-adukan pemahaman taqdir dengan amal perbuatan manusia yang dapat menyebabkan manusia tidak mau berusaha. Harus difahami bahwa ada perbedaan antara : Apa-apa yang harus diyakini dengan apa-apa yang harus dikerjakan.

Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Tidak ada seorangpun dari kalian kecuali Allah telah menetapkan tempatnya di surga atau tempatnya di neraka”. Para Sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, (kalau demikian) apakah kita tidak bersandar saja pada ketentuan takdir kita dan tidak perlu melakukan amal (kebaikan)? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Lakukanlah amal (kebaikan), karena setiap manusia akan dimudahkan (untuk melakukan) apa yang telah ditetapkan baginya, manusia yang termasuk golongan orang-orang yang berbahagia (masuk surga) maka dia akan dimudahkan untuk melakukan amal golongan orang-orang yang berbahagia, dan manusia yang termasuk golongan orang-orang yang celaka (masuk neraka) maka dia akan dimudahkan untuk melakukan amal golongan orang-orang yang celaka”. HR al-Bukhari (no. 4666) dan Muslim (no. 2647).

 Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca (firman Allah Ta’ala): 
 “Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa (kepada-Nya), dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan memudahkan baginya (jalan) yang mudah (kebaikan). Dan adapun orang-orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (berpaling dari petunjuk-Nya), serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar (keburukan)” (QS al-Lail:5-10).  

Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam“Ketahuilah, seandainya (seluruh) umat manusia bersatu untuk memberikan suatu manfaat (kebaikan) bagimu, maka mereka tidak mampu memberikan manfaat bagimu kecuali dengan suatu (kebaikan) yang telah Allah tetapkan bagimu. Dan seandainya mereka bersatu untuk mencelakakan kamu dengan suatu (keburukan) maka mereka tidak mampu mencelakakanmu kecuali dengan suatu (keburukan) yang telah Allah tetapkan akan menimpamu. Pena (untuk menuliskan segala ketentuan takdir Allah) telah diangkat dan lembaran-lembaran (tempat menuliskannya) telah kering” HR at-Tirmidzi (no. 2516) dan Ahmad (1/293), dinyatakan shahih oleh imam at-Tirmidzi dan Syaikh al-Albani rahimahullah

Perlu difahami bahwa apa yang telah tertulis di dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) tidaklah menunjukan bahwa Allah swt telah memaksa dalam perbuatan seorang hamba. Tidaklah demikian tafsirnya.melainkan hanya menunjukan bahwa betapa maha luasnya ilmu Allah tersebut. Dia mengetahui apa yang telah terjadi, sedang terjadi dan apa yang akan terjadi. Allah swt tidaklah zalim terhadap hamba-Nya.

Allah swt mengetahui bahwa hamba-hamba-Nya akan memilih dan melakukan sesuatu dan ketika Dia  menulis di Lauh Mahfuzh apa yang akan dipilih dan dilakukannya, maka Allah dalam menulis ini, hanya berdasarkan kepada ilmu-Nya yang meliputi dan menyeluruh. Ilmu Allah tidak pernah berubah. Ilmu Allah hanya mempunyai sifat inkisyaf (menyingkap) terhadap sesuatu yang telah lalu, saat ini dan akan datang. Ilmu Allah tidak memiliki sifat ijbar (memaksa) dan ta’tsir (mempengaruhi) sebagaimana halnya kemampuan dan kehendak-Nya. Jadi Allah mengetahui secara azali tentang hamba-Nya, bahwa ia akan memilih jalan kekufuran dan akan mati dalam kekufuran, tetapi ilmu Allah hanya memiliki sifat inkisyaf tidak memiliki sifat ijbar dan ta’tsir.

Allah telah memberikan pilihan bagi manusia untuk berbuat. Apakah dia berbuat baik atau jahat (melanggar perintah dan larangan Allah). Dan perbuatan itu yang nantinya akan di hisab.

Karena tak ada seorangpun manusia yang tahu apa yang telah tertulis bagi dirinya di lauhul mahfudz. Karenanya tidak bisa dibenarkan jika ada seorang yang berkata : “saya berbuat begini karena telah dituliskan oleh Allah SWT di lauhul mahfudz harus berbuat begini”. Karena darimana ia tahu bahwa Allah telah menuliskan perbuatan itu baginya di lauhul mahfudz???

sekali lagi, adanya catatan di lauhul mahfudz itu tidaklah bisa dikatakan bahwa Allah telah menetapkan perbuatan itu tanpa kecuali sehingga manusia cukup berdiam diri saja. Jelas tidak benar! Para ‘ulama sepakat bahwa apa yang tertulis di lauhul mahfudz itu hanya menunjukan betapa maha luasnya ilmu Allah terhadap apa-apa yang telah Dia ciptakan, baik alam semesta, manusia dan kehidupan. (Akhir Kutipan)

So…tetap beramal ya Ikhwatifillah…
Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan". (Q.S At-Taubah :105)

Karena Allah swt telah mengilhamkan kepada kita dua Hal
maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya  (Q.S Asy-Syam : 8)  
Tinggal kita pilih jalan Kefasikan (Fujuur) atau jalan Ketaqwaan.

Sebagai penutup :
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya baik baginya dan kebaikan itu tidak dimiliki kecuali oleh seorang mukmin. Apa bila ia mendapat kesenangan ia berSYUKUR dan itulah  yang terbaik untuknya. Dan apabila mendapat musibah ia berSABAR dan itulahyang terbaik untuknya.” (shahih muslim no. 7500 hal. 1295)

Ya..ada dua Kuncinya SABAR dan SYUKUR atas segala  apa yang terjadi dalam kehidupan kita, karena kita seorang mukmin Insya Allah

Alhamdulillah…Akhirnya selesai juga catatan  ini…^_^  cukup panjang mudah-mudahan ngga pusing bacanya,jangan segan kalo ada kesalahan yang harus diliuruskan, oya dah mau masuk bulan Rajjab neh jangan lupa pada baca do'a ini ya :
allahuma bariklana fii rajaba wa sya'bana, wa ballighna ramadhan

Al haqqu min Rabbik fa laa taquunanna minal mumtarin, Wallahu a’lam bi shawab
Wassalamu’alaikum wr wb

                                                                                   Bumi Allah, 29 Jumadil Akhir 1432 H
                                                                                           Muhammad Haritzahzen