Selasa, 15 November 2011

MIND


Bismillaahirrahmaanirrahiim…
Al-Qur’an mengurai Uqdatul Kubro (simpul kehidupan yang sangat besar)

Dari manakah kita dan Kehidupan ini…?  
Bukankah Terlalu Janggal (Hidup ini) untuk Sebuah Kebetulan…

Kisah Nabi Ibahim ‘alaihisalam muda :

Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Aazar: "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata". 
(Q. S Al-An’am 74)

Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi, dan (Kami memperlihatkannya) agar Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin.
(Q. S Al-An’am 75)

Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku" Tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam".
(Q. S Al-An’am 76)

Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat". 
(Q. S Al-An’am 77)

Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar", maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. 
(Q. S Al-An’am 78)

Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan
(Q. S Al-An’am 79)
-----------------------------------------------------------------------------------------
Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang penolong pun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? (Q.S As-Sajadah :4)

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka
(Q.S Ali Imran 190 -191 )

Sedangkan kita…

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (Q.S Al- Mu’minun 12-14)

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.
(Q.S Al Insan : 2)

Lalu.. Untuk Apa kita dan kehidupan ini ada…?

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh. (Q.S Adz Dzaariyaat : 56 – 58)

Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (Q.S Al Mulk 1-2)

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al Hasyr : 18) 

Wahai Diri…Sesungguhnya ini semua dari Dia oleh Dia untuk Kita…

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Q.S Ar Rahman)

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.
(Q.S At Taubah : 111)

Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barang siapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan). (Q.S Al An’am 160)

Lebih dari itu…

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S An-Nahl : 18) 

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Q.S Ar Rahman)

Tetapi engkau wahai diri…

Katakanlah: "Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur. (Q.S Al-Mulk: 23)

Padahal…
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Q.S Ibrahim : 7)

Fahamilah Wahai diri…Karena Sesungguhnya Apapun yang Kita Perbuat (Kebaikan/Keburukan) Tidak Akan Pernah Menambah atau Mengurangi Sedikitpun Kemuliaan- Nya…

 Pilihlah… Istaftii qalbak (mintalah fatwa pada hatimu) dengan penuh kejujuran… 
Karena kita tidak pernah tau nanti maka lakukanlah yang terbaik...


maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, (Q.S Asy Syams :8)

Lantas apa Motif dibalik semua ini…?

Begitulah susunan kejadiannya. Di awal hanya ada Al-Quran sendiri. Lalu Ia menciptakan arsy-Nya di atas air. Setelah itu Ia menciptakan pena. Kemudian dengan pena itulah Ia menitahkan penulisan semua makhluk yang akan Ia ciptakan di alam raya ini: langit, bumi, malaikat, manusia, jin hingga surga dan neraka. Dengan pena itu juga Ia menitahkan penulisan semua kejadian dengan urutan-urutan dan kaitan-kaitannya pada dimensi ruang dan waktu yang akan dialami makhluk-makhluk-Nya.

Tampaknya dengan sengaja Ibnu Katsir mengawali bahasan sejarahnya dalam Awal Dan Akhir dengan cerita tadi. Tiba-tiba saja sejarah terbentang sebagai sebuah cerita penciptaan tanpa henti. Dari Allah awalnya, dan kelak kesana akhirnya. Tapi jika Allah tidak mendapatkan manfaat dari ciptaan-ciptaan-Nya, maka tidak ada yang dapat menjelaskan motif di balik cerita kehidupan itu kecuali hanya satu: CINTA!

"Maka", kata Ibnul Qoyyim dalam Taman Para Pecinta, "semua gerak di alam raya ini, di langit dan bumi, adalah gerak yang lahir dari kehendak dan cinta." Dengan dan untuk itulah alam ini bergerak. Kehendak dan cintalah alasan pergerakan dan perhentiannya. Bahkan dengan dan untuk kehendak dan cinta jugalah alam ini diciptakan. Maka tak satupun makhluk di alam ini yang bergerak kecuali bahwa kehendak dan cintalah motif dan tujuannya. Sesungguhnya hakikat cinta adalah gerak jiwa sang pencinta kepada yang dicintainya. Maka cinta adalah gerak tanpa henti. Dan inilah makna kebenaran ketika Allah mengatakan: "Dan tiadalah Kami menciptakan langit dan bumi serta semua yang ada diantaranya kecuali dengan kebenaran."(QS. Al Hijr: 85)

Jadi cinta adalah makna kebenaran dalam penciptaan. Itu sebabnya, hati yang dipenuhi dengan cinta lebih mudah dan cepat menangkap kebenaran. Cinta tidak tumbuh dalam hati yang dipenuhi keangkuhan, angkara murka dan dendam. Cinta melahirkan pengakuan dan kerendahan hati. Cinta adalah cahaya yang memberikan kekuatan penglihatan pada mata hati kita. Begitulah cinta akhirnya membimbing tangan Abu Bakar, Al Najasyi, atau Cat Steven kepada Islam. Begitu juga akhirnya keangkuhan menyesatkan Abu Jahal, Heraklius, atau Sadam Husain. Cinta dalam jiwa, kata Iqbal, serupa penglihatan pada mata.

Pengetahuan bahkan bisa menyesatkan kalau ia tidak dibimbing oleh kelembutan tangan cinta. Itu kebutaan, kata Einstein. Sebab ia tidak melahirkan pengakuan dan kerendahan hati. Itu juga yang menjelaskan mengapa ilmu pengetahuan modern justru menjauhkan Barat dari Tuhan. Disana cinta tidak membimbing pengetahuan. Maka dengan penuh keyakinan Iqbal kemudian berkata dalam Javid Namah:
Pengetahuan bersemayam dalam pikiran, Tempat cinta adalah hati yang sadar-jaga; Selama pengetahuan yang tak sedikit juga mengandung cinta, Adalah itu hanya permainan sulap si Samiri; Pengetahuan tanpa Ruh Kudus hanya penyihiran.
------- Anis MattaCermin KebenaranSerial Cinta ----- 

Akan kemana kita dan kehidupan Setelah ini?

Katakanlah: "Dia-lah Yang menjadikan kamu berkembang biak di muka bumi, dan hanyakepada-Nya-lah kamu kelak dikumpulkan". (Q.S Al Mulk : 24)

Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bersaf-saf, mereka tidak berkata-kata kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar. Itulah hari yang pasti terjadi. Maka barang siapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya
(Q.S An Naba : 38 – 39)

(Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama menggoncangkan alam, tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua. Hati manusia pada waktu itu sangat takut, pandangannya tunduk. (Q.S An Naziat 6-9)

Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka, kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka. (Q.S Al Ghaasyiyah 25 – 26)
-------------------------------------------------------------------------------------
“Di dunia, dari banyaknya jumlah manusia,
hanya sedikit saja dari mereka yang SADAR. Dan dari
sedikit yang sadar itu, hanya sedikit saja yang
BER-ISLAM. Dari mereka yang ber-Islam, jauh lebih
Sedikit lagi yang BERDA’WAH. Dari mereka yang
Berda’wah, jauh lebih sedikit lagi yang BERJUANG.
Dari sedikit yang berjuang, jauh lebih sedikit lagi yang
BERSABAR. Dan dari sedikit yang bersabar itu, hanya
sedikit saja dari mereka yang
SAMPAI AKHIR PERJALANAN.”
(Imam Syahid Hasan Al-Banna)

Termasuk yang mana kita…? Atau bahkan untuk mengetahui siapa diri ini pun…belum…
Seorang wartawan mewancarai Imam Syahid Hasan Al Banna tentang pribadi beliau dan meminta agar beliau menjelaskannya untuk masyarakat. Maka Imam Syahid – Semoga Allah Merahmatinya – Menjawab :
“ Aku adalah pengembara yang mencari hakikat, manusia yang mencari makna kemanusiaan di tengah masyarakat, dan warga Negara yang menginginkan agar ummatnya mendapat kemuliaan, kemerdekaan, kestabilan, dan kehidupan yang baik dalam naungan Islam yang Hanif. Aku adalah lelaki bebas yang telah mengetahui rahasia keberadaannya, kemudian berseru. “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan Semesta alam yang tiada sekutu bagi – Nya. Dengan itulah aku diperintah, dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri.”
                                                      
                                              “Inilah Aku, Lantas Siapa Kamu?”

Aku adalah AKU ; Aku adalah JIWAKU ; Berfikir KARUNIAKU ; Hati INDERA INTERPRETASIKU 

Alhamdulillahirabbil ‘alamin…Al haqqu min Rabbik fa laa taquunanna minal mumtarin,  
Subhaanakallahumma wa bihamdika asyhadu alaa ilaaha illa anta astghhfiruka wa atuubu ilaika..

Wallahu a’lam bi shawab



                                                          Ruang Hati dan Pikiran, 21 Syawal 1432 H   
                                                                      Muhammad haritzahzen




Tidak ada komentar: