Selasa, 15 November 2011

Pesan Balasan untuk Saudariku (Ukhti)



Seorang teman akhwat bertanya kepada saya, kira-kira seperti ini pertanyannya 

Assalamua’laikum. .
Saya lihat, anak-anak yg ikut LDK pada cepat nikah, walaupun ihkwannya blm punya kerjaan, kenapa?
Bingung..saya..
kamu, kalau gak salah,aktif di LDK jg dulukan?bs cb jwb

Lalu saya coba menjawab :

Wa’alaikumsalam wr wb
^_^ tersenyum….itu ekpresi pertama saya ketika baca pesan ini…teringat hadits dari Aisyah Ra tentang wanita Anshar :
“Sebaik-baik kaum wanita adalah wanita Anshar. Rasa malu tidak menghalangi mereka untuk memperdalam agama.
(H.R Bukhari)
Semoga Allah senantiasa menjaga semangatmu untuk memperdalam agama…

Selanjutnya bingung mau memulai dari mana…^_^” he… Karena sepertinya sudah banyak sekali buku-buku yang baik membahas tentang persoalan ini..(Buku Indahnya Pernikahan Dini ;M. Fauzil adhim,  Gue never die-kerenkan diri terus nikah dini ; Salim A. Fillah, Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan;Salim A.fillah,Di Jalan dakwah Aku menikah ;Cahyadi takariyawan,dll) selain rasanya kurang tepat juga kalo bertanyanya ke saya wong saya sendiri belum menikah..he..

Khair…walau begitu untuk sekedar sharing saya fikir tidak ada salahnya

 Bismillahirahmanirrahim

…  Saya mungkin hanya mengulang saja apa-apa yang pernah disampaikan oleh ustad”yang lebih kompeten di bidang (persoalan menikah) ini he…

Kalo kita kembalikan kepada Al-Qur’an dan Hadits bisa kita lihat begitu bnyak yang bisa  menjadi motivasi-motivasi “mereka”(Read :  yang menyegerakan untuk menikah)…

"Katakanlah kepada orang-orang laki-laki yang beriman "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, apa yang mereka perbuat." "Katakanlah kepada wanita yang beriman :"Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka meukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." (Q.S An-Nur 30-31)

Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk" (Q. S. Al Isra 32)

“janganlah Seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang wanita bukan mahramnya, dan janganlah seorang wanita bepergian keciali brsama mahramnya” (H.R Al Bukhari dn muslim)

Tuh kan..kata Allah kita disuruh menjaga kesucian diri kita dengan menahan pandangan (bentuk menahan pandangan itu bukan hanya dengan menunduk loh…walau ya sah-sah saja dengan menunduk, melihat ke arah lain dengan tetap memperhatikan jalan rasa-rasanya lebih safety daripada jalan menunduk terus he..hati-hati nanti kepentok tiang…he  habisnya suka ada yang salah mengartiakan secara sempit ayat ini bahwa kita para ikhwan dan akhwat untuk menjaga kesucian diri ya dengan jalan nunduk hehehe…sampe diledek neng uang nya jatuh ya..), memelihara kemaluan, dilarang mendekati zina, dan tidak boleh berkhalwat….duh berat banget ya…coz kayanya yang enak-enak semua tuh..kalo kita langgar, tenang walau begitu islam adalah agama yang sesuai fitrah manusia makanya Islam memberikan solusi dengan MENIKAH

 “Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah mampu untuk menikah, maka hendaklah dia menikah. Karena dengan menikah itu lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu bisa menjadi perisai baginya”
(HR. Bukhori-Muslim)

 “Wahai generasi muda ! Bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud)

Ya kan bener,,..dengan menikah bisa jadi solusi..simak hadits di atas, selain itu coba perhatikan bahwa anjuran menikah dalam hadits itu spesifik juga loh “wahai para pemuda”, seruan itu ditujukan untuk para pemuda..karena memang difase itulah fase yang rentan…dimana gejolak syahwat sulit dikendalikan, nah yang menggangu pikiran ukhti mungkin..”ikhwan nya belum bekerja tapi kok sudah pada berani untuk menikah”…hmm..Murabbi saya pun pernah bilang terkait hadits ini memang “mampu” yang paling ditekankan di sini adalah qadirun alal kasbi (mempunyai penghasilan) karena dalam pernikahan ada kewajiban seorang suami untuk memberi nafkah kepada keluarganya, tapi itu tidak jadi penghalang seseorang untuk menikah seandainya ia belum mempunyai pekerjaan, terlalu sempit sepertinya jika kita hanya memandang parameter seseorang layak menikah atau tidak itu hanya karena belum atau sudah bekerja saja, kita harus berkuznudzon..justru mungkin karena “mereka” (Read : yang menyegerakan untuk menikah) yakin dengan janji Allah bahwa dengan menikah insya allah nantinya akan mendapatkan rezeki yang lebih baik. Coba Simak ayat dan hadits berikut :

 , “Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui.”
(An Nuur 32)

“Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah : Orang yang berjihad / berperang di jalan Allah,. Budak yang menebus dirinya dari tuannya, Pemuda / i yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari yang haram” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim)

Tidak masalah kan…dapat kerjanya sebelum atau sesudah menikah…yang penting untuk difahami bahwa setelah menikah seorang suami itu mempunyai kewajiban untuk memberi nafkah keluarganya jadi mau tidak mau harus mempunyai penghasilan, kalo sudah punya sebelum menikah ya Alhamdulillah kalo belum punya..,ya harus segera dicari..^_^. Banyak loh kisah nyata dari orang-orang yang kondisi ekonominya meningkat drastik setelah menikah…, kalo punya waktu luang saya rekomendasikan baca buku true story nya karya ustd. Abu Umar Basyier banyak pelajaran dari sana yang bisa kita ambil… sudah terbit tiga buku yang basic nya true story (Sandiwara Langit, Kemuning Senja di Beranda Kota mekkah, dan Meniti di Atas Kabut) he…jadi promosi neh

Selain itu yang bisa menjadi motivasi untuk menyegerakan menikah adalah :

 “jika seorang hamba menikah, maka telah menjadi sempurnalah setengah agamanya. Maka hendaklah ia bertaqwa kepada Allah pada sebagian yang lainnya” (H.R Al Hakim dan Ath Thabrani dari Anas Bin Malik) 

Subhanallah kan…sempurna setengah dari agama kita..siapa yang tidak mau untuk bersegera hayoo..? kenapa bisa begitu..? ya iyalah dibalik sunnah yang satu ini (menikah) ada banyak kewajiban yang harus dipenuhi sebagai konsekuensinya…

Nah kalo yang sering kita baca-baca disurat undangan walimahan biasanya surat ini neh :

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” (Ar-Ruum 21)

“Dialah yang menciptakan kalian dari satu orang, kemudian darinya Dia menciptakan istrinya, agar menjadi cocok dan tenteram kepadanya” (Al-A’raf 189) 

Dengan menikah bisa merasa tentram..kalo kata mario teguh “hati kita itu mempunyai kecenderungan untuk mencari kepada ketentraman”..nah menikah salah satu yang bisa memberikannya…
so masih kah bingung kenapa “mereka” (sahabat-sahabat kita) bersemangat menyegerakan untuk menikah…?
Ok..kita coba buka sudut pandang lebih luas deh, kali ini saya mengutip dari salah satu bahasan di Buku “Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan (NPSP)” Karya Salim A.Fillah Bab 7  (Besediakah Ukhti, Menjadi Ustadzah Rumah Ini ; Memang Skenario Allah itu Indah Hal.140)

Saksikanlah bangsa-bangsa zhalim menggali kubur peadabannya sendiri. Negri yang memiliki puluhan juta pasangan sejenis, negeri yang mengaborsi bayi-bayi generasi penerus karena ayah ibunya hanya menginginkan nikmat sesaat untuk melampiaskan libido Freudian-nya. Negeri yang pemudanya tenggelam dalam laut syahwat tak bertepi. Bayi-bayi yang lahir adalah bayi-bayi yang tak diharapkan set psikologisnya terbangun untuk memberontak, melawan, dan menghancurkan lingkingan yang telah menolaknya.

         Ajaib, indah nian skenario Allah ! Disaat yang sama, para ustadz dan aktivis da’wah berusaha mengamalkan sabda Rasulullah untuk beranak banyak agar bisa dibanggakan atas ummat yang lain. Bahkan kalau mampu, mungkin ada yang ingin memecahkan rekor Anas bin Malik dengan 120 anaknya. Saya sisipkan haditsnya :

“Kawinlah dengan wanita yang mencintaimu dan yang mampu beranak. Sesungguhnya aku akan membanggakan kamu sebagai umat yang terbanyak” (HR. Abu Dawud)

“Saling menikahlah kamu, saling membuat keturunanlah kamu, dan perbanyaklah (keturunan). Sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya jumlahmu di tengah umat yang lain” (HR. Abdurrazak dan Baihaqi)

Jundi-jundi kecil itu hidup dalam asuhan iman, siap menggantikan tempat kosong yang ditinggalkan oleh bayi-bayi terabosi, pasangan-pasangan  sejenis tanpa keturunan, atau mungkin orang-orang yang ragu akan rizki dan kuasa Allah sehingga harus ber-KB tanpa alasan selain ekonomi.

Dan Alhamdulillah, kita tinggal menanti, bumi ini dihuni bahkan dipusakai oleh banyak hamba Allah yang shalih. Mengapa..? Karena para ahli iman bersemangat beranak dan mendidik anaknya, sedang ahli kekufuran bersemangat untuk liwath dan mengaborsi generasi penerusnya

“…bahwasanya bumi ini akan diwarisi hamba-hambaKu yang shalih” (Q.S Al Anbiya 105)

"Hai orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha mengetahui."
(Q.S. Al Maidah :54) 

 ALLAHU AKBAR…!!! 

Itu kira-kira sedikit penjelasan yang bisa saya sampaikan dari sekian banyak penjelasan yg sudah banyak dipaparkan sebelumnya oleh ustd-ustd melalui ta’lim atau media-media lainnya.  Mudah-mudahan masih belum puas juga dengan jawabannya, biar semangat untuk terus mencari..tulisan ini juga sengaja saya buat note biar bisa minta klarifikasi (tabayun) langsung kepada mereka yang sudah atau dalam waktu dekat akan menjalani pernikahan..^_^, hayoo..hayoo yang merasa…ditunggu comment nya..ini ada saudaranya yang sedang bingung… butuh sudut pandang dari yang sudah pengalaman sepertinya..he..

sebelum saya akhiri tulisan ini izinkan saya sedikit bercerita :
Dahulu pun ada salah seorang teman di kelas bertanya kepada saya, kira-kira begini pertanyaanya :
“zen,..! kenapa seh… anak-anak di LDK pada ngga mau pacaran…?” ~_~” (Dalam hati sedih, kesel, bingung kenapa pertanyan seperti itu bisa terlontar)
teringat dengan peristiwa ketika shahabat Anas Radhiallaahu ‘anhu pernah berkata kepada sebagian tabi’in: “Sesungguhnya kalian semua melakukan suatu perbuatan yang kalian pandang lebih kecil dari pada biji gandum padahal di masa Nabi saw kami menganggapnya sebagai sesuatu yang dapat membinasakan. “(riwayat Al Bukhari)

Kini izinkanlah saya yang mengajukan pertanyaan :
“Memangnya kenapa bila tidak pacaran…Apakah sepertinya terihatnya aneh atau tidak wajar kepada mereka-mereka yang mempunyai niat tulus untuk menjaga kesucian dirnya menghindari yang haram (pacaran) dengan jalan menyegerakan untuk menikah…?

Istaftii qalbak (mintalah fatwa pada hatimu) dengan penuh kejujuran…
Al haqqu min Rabbik fa laa taquunanna minal mumtarin Wallahu a’lam bi shawab
Wassalamu’alaikum wr wb

Ditengah-tengah kesulitan ku menghadapi fase pasca kampus mudah-mudahan bisa menjadi motivasi bagi diri sendiri untuk bangkit dengan saling menasehati. Mohon maaf khususnya untuk angkatan 2007,..dengan mengangkat tema ini tidak bermaksud menjadi kompor ditengah suasana yang memang sudah panas he…tapi sungguh ada pesan lain yang ingin coba disampaikan, do’aku untuk kita semua :

Yaa muqallibal quluub tsabit qalbina ‘alaa diinika

                                                                              Bumi Allah, 18 Muharram 1432 H
                                                                                           Muhammad Haritzahzen


Tidak ada komentar: